Karanglo, 29 Dzulhijjah 1438 H
20 September 2017 M
Azzam baru saja selesai mandi pagi ini ketika Mazis
datang untuk mengajaknya bermain kelereng. "Ayo Tong kita main kelereng
lagi", ajak Mazis meniru iklan epilepsi yang ada di tivi. "Enak ya
Leh, hari ini libur sekolah, kita bisa main sepuasnya" ujar Azzam sambil
mencomot dua pisang goreng dari atas meja dan memberikannya satu ke sahabat
karibnya.
Kedua anak kelas 2 MI Muhammadiyah Karanglo itu duduk
di beranda sambil mengamati daun-daun yang basah karena hujan seharian kemarin. "Kamu
tau hari ini libur apa Zis?", tanya Azzam kepada Mazis yang sedang sibuk
untuk menjinakkan pisang goreng super panas dimulutnya. "hhhssssss....
kalo dikalender sih tulisannya Tahun Baru Hijriyah", jawab Mazis sekenanya
saja. "Kalau tahun baru, kenapa sepi ya? kok tidak ada suara mercon dan
terompet semalam? apa pada ketiduran semua gara-gara hujan semalam?",
pertanyaan Azzam sudah seperti kereta api dengan sepuluh gerbong. Mazis hanya
mengkerutkan dahinya sambil mulutnya sibuk melumat potongan pisang goreng
terakhir.
Setelah pamitan ke Emak, Azzam dan Mazis langsung menuju lapangan yang ada di depan rumah pak Haji Zakum. "Assalamu'alaikum pak Haji", sapa mereka ketika mendapati pak Haji yang sedang duduk di bale-bale menikmati segelas kopi hangat dan sepiring Ubi Rebus yang asapnya sedikit mengepul. "Wa'alaikumsalam anak-anak.... yuuk ikut sarapan?", ajak pak Haji yang murah senyum itu."Terima kasih pak haji, tadi sudah sarapan di rumah Azzam", Ujar Mazis yang diikuti anggukan halus Azzam.
"Eh, Zam... kita tanya saja pada pak Haji yuk
tentang pertanyaan mu tadi", bisik Mazis ke Azzam. Wajah Azzam langsung
bersinar seperti mentari pagi, "Ide bagus Zis!!" ujarnya, dan
langsung ambil posisi paling depan bagaikan pasukan kopasus karena semangatnya.
"hmm... Pak Haji, kami boleh tanya?", Azzam
pun memulai serangannya. Pak Haji Zakum tersenyum, "tentu boleh nak,
monggo... silakan... kalau Bapak bisa jawab pasti bapak jawab". "Hari
ini katanya Tahun Baru ya pak, kok sepi amat...? apa karena hujan semalam
ya jadi semua nya pada malas?", tanya Azzam. Pak Haji tersenyum
lagi. Sebelum pak Haji menjawab pertanyaan kritis si Azzam, Buk Haji keluar
membawakan dua gelas teh hangat, "diminum tehnya ya nak", ujar buk
Haji mempersilakan, dan kemudian pamit untuk ke belakang lagi.
"Pertanyaan yang super mantaf ini Zam!",
ujar pak Haji. "Sebelum bapak jawab pertanyaannya, bolehkah bapak cerita
tentang sejarah Tahun Baru ini dulu?, tanya pak Haji yang langsung diikuti
anggukkan dari kedua bocah itu.
"Tahun baru hijriyah adalah tahun yang ditentukan
Allah sebagai tahun yang dipakai dalam penentuan waktu dalam menjalankan
syariat Islam. Dulu Nabi Muhammad SAW dan sahabat hijrah atau pindah dari Mekah
ke Madinah pada awal tahun Tahun hijriyah. Dengan hijrahnya Nabi Muhammad
SAW dari Mekah ke Madinah telah membawa perubahan besar terhadap peradaban umat
manusia, perubahan dari zaman jahiliah menuju peradaban madaniah di bawah
naungan cahaya Illahi dengan kata lain Nabi Muhammad SAW melakukan perubahan
yang paling hebat dalam kehidupan, dari kehidupan yang tidak memiliki peradaban
ke arah kehidupan yang penuh rahmat ampunan dan kasih sayang", cerita pak
Haji.
"Yup, aku ingat!! pak Ustadz dulu pernah cerita
tentang kisah Hijrahnya Nabi Muhammad ini, jadi hubungannya ke situ ya pak
Haji?", Tanya Mazis semangat. Pak Haji kembali tersenyum, "Ya
begitulah nak, dalam sekian banyak peristiwa penting dalam Islam, peristiwa
hijrah menduduki peringkat yang pertama, sebab peristiwa ini bukan hanya
menandai babak baru penanggalan Islam yang ditetapkan oleh Umar Bin Khattab,
tapi ini merupakan titik awal lahirnya peradapan Islam yang gemilang. Setiap
tahun kita merayakan Tahun Baru Hijriyah, dan setiap Tahun juga kita umat Islam
diharapkan dapat memetik hikmah dari peristiwa Hijrah ini".
"Tapi, kok sepi pak? tidak seperti Tahun baru
setiap tanggal satu januari?", tanya Azzam sambil menyeruput teh hangat
buatan buk Haji. "Anak ku, kedatangan Tahun Baru Islam agak sepi karena
secara sadar atau tidak sadar adalah akibat begitu lamanya umat Islam terjajah
dengan membesar-besarkan penggunaan kalender Masehi dibandingkan kalender
Hijriyah dalam kehidupan sehari-hari. Budaya inilah yang menyebabkan Umat Islam
sendiri tidak ingat nama bulan-bulan dalam Islam kecuali Ramadhan, Syawal, dan
Dzulhijjah".
Setelah menyeruput kopi yang sudah setengah hangat,
pak Haji pun melanjutkan ucapannya, "Umat Islam adalah umat terbaik di
dunia, dan dalam memaknai Tahun Baru harus juga dengan cara yang terbaik dan
pastinya berbeda dengan cara, adat istiadat bangsa lainnya seperti meniup
terompet dan menyalakan kembang api yang hanya bersifat semu dan
berlebih-lebihan.
"Terus, bagaimana cara kita umat Islam memaknai
Tahun baru Islam ini pak?", tanya Mazis. "Setiap Tahun kita selalu
diingatkan akan peristiwa besar ini, dan setiap tahun juga Semangat Hijriyah
diharapkan mampu menjadi semangat baru bagi umat Islam dalam memulai sejarah
hidupnya pada detik ini dan pada masa selanjutnya. Karena makna hijriyah harus
meresap pada diri kita masing-masing yang kemudian diolah menjadi sikap luhur
dalam menata masa depan yang lebih baik. Berbuat yang lebih baik dari hari-hari
sebelumnya, dan diawali dari diri sendiri itu kunci utamanya nak...", ujar
pak haji, yang diikuti anggukan-anggukan halus Mazis dan Azzam.
---
Mari melakukan perubahan dari zaman jahiliah menuju
peradaban madaniah di bawah naungan cahaya Illahi... Selamat Tahun Baru
Hijriyah 1439 H.....
0 komentar:
Posting Komentar