Tahukah para Pimpinan Muhammadiyah
tentang arah gerakan Islam ini kedepan? Hasil Muktamar Muhammadiyah Satu
Abad tahun 2010 di Yogyakarta menetapkan tujuan jangka panjang tahun
2025, ialah “Menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang utama,
serta terciptanya kondisi danfaktor-faktor pendukung bagi terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Adapun dalam lima tahun ke depan
yangingin dicapai Muhammadiyah ialah tiga kondisi. Pertama,
berkembangnya organisasi dan jaringan untuk menjadi gerakan Islam yang
maju, profesional, dan modern. Kedua, berkembangnya sistem gerakan dan
amal usaha yang unggul dan mandiri bagi terciptanya kondisi dan
faktor-faktor pendukung terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Ketiga, berkembangnya peran strategis Muhammadiyah
dalam kehidupan umat, bangsa,dan dinamika global. Dalam mencapai sasaran
dan tujuan itu, Muhammadiyah menetapkan lima ciri pengembangan sebagai
indikator yang menandakan adanya kemajuan dan keberhasilan dalam
gerakanIslam ini. Dari Pusat hingga Ranting, termasuk di lingkungan
organisasi otonom dan amal usaha Muhammadiyah, harus terdapat lima ciri
pengembangan itu. Adapun kelima ciri tersebut ialah sistem gerakan,
organisasi dan kepemimpinan, jaringan, sumberdaya, serta aksi dan
pelayanan. Sistem gerakan, yakni hal yang berkaitan dengan aspek-aspek
nilai dan konsep, yang berkaitan dengan hal-hal mendasar dalam gerakan
Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam reformis atau modernis
terbesar di dunia Islam, semestinya semakin memperkaya diri dengan
aspek-aspek yang bersifat mendasar yang menjadi ruh, bingkai, dan
perspektif dalam gerakannya. Di sinilah pentingnya revitalisasi sistem
gerakan Muhammadiyah sebagai fondasi yang menyangkut idealisme. Adapun
ciri dari sistem gerakan yang diharapkan, pertama, menguatnya sistem
gerakan Muhammadiyah yang maju, profesional, dan modern. Kedua,
meningkatnya sistem gerakan Muhammadiyah yang dilandasi keikhlasan dan
komitmen dari seluruh anggotanya. Ketiga, menguatnya pemahaman ideologi
dan visi gerakan Muhammadiyah. Maju, Profesional, dan Modern
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam reformis atau tajdid haruslah terus
tampil maju, profesional, dan modern secara konsisten (istiqamah) dalam
seluruh orientasi dan langkah usahanya. Ciri gerakan yang maju antara
lain ditandai oleh terdapatnya perkembangan-perkembangan yang lebih
unggul dalam spirit, pemikiran, sumberdaya manusia, sarana dan
prasarana, dan amalamal atau langkah-langkah gerakan Muhammadiyah.
Termasuk dalam pengelolaan amal usaha di seluruh bidang (pendidikan,
kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan sebagainya).
Di samping program-program dan kegiatankegiatan dakwah secara
keseluruhan. Intinya, Muhammadiyah dalam segala lapangan atau bidang
gerakannya harus lebih unggul ketimbang gerakan-gerakan keagamaan dan
kemasyarakatan lainnya, termasuk lebih unggul dari gerakan Kristen dan
Katolik yang dikenal maju. Ciri lain, yakni profesional. Pofesional itu
merupakan kapasitas dan cara mengelola sesuatu sejalan berdasarkan
keahlian. Dalam hal ini dikembangkan penghargaan atas kemampuan dan
prestasi, di samping tanggung jawab. Muhammadiyah, termasuk amal usaha
dan seluruh kegiatannya, harus dikelola secara baik dan ahli, sehingga
mencapai kemajuan. Termasuk dalam tatakelola organisasi dan keuangan.
Profesional itu selain berbasis keahlian juga tanggung jawab.
Profesionalitas harus dipadukan dengan keikhlasan dan tanggung jawab,
sehingga melahirkan pengelolaan yang optimal dalam Muhammadiyah. Lawan
dari profesional ialah amatiran alias asal-asalan, minimal, dan tidak
disertai tanggung jawab yang tinggi.Adapun ciri modern dari gerakan
Muhammadiyah harus ditandai dalam hal sikap, pemikiran, dan cara-cara
mengelola gerakan. Modern itu bersifat kekinian dan kedisinian, artinya
sejalan dengan prinsip-prinsip rasional, efektif, efisien, produktif,
dan memenuhi tuntutan zaman sesuai dengan misi gerakan. Muhammadiyah di
mata masyarakat umum bahkan dikenal dengan ciri modern ini, sehingga
disebut sebagai organisasi Islam modernis. Muhammadiyah dalam mengelola
gerakannya tidak secara perseorangan, melainkan dengan prinsip dan
tatakelola organisasi yang melembaga. Lawan modern ialah tradisional,
yang melambangkan sikap, pola pikir, dan tindakan yang sekadar mengikuti
kebiasaan, bersifat serba personal, dan tidak positif dalam memandang
kemajuan. Berbasis Keikhlasan dan Komitmen Muhammadiyah sebagai gerakan
Islam yang besar dan mampu bertahan hingga satu abad karena modal
ruhaniah atau spiritual yang bernama keikhlasan dan komitmen perjuangan
para pelakunya, selain jiwa dan pemikiran tajdid. Kiai Dahlan dan
generasi Muhammadiyah sesudahnya memberi banyak teladan bagaimana
menjadi penggerak yang ikhlas dan penuh komitmen tinggi dalam
memperjuangkan Muhammadiyah untuk kejayaan umat, bangsa, dan dunia
kemanusiaan universal. Kiai Dahlan banyak mengeluarkan petuah yang
mengandung filosofi gerakan yang utama. Hidup hidupkan lah Muhammadiyah
dan jangan mencari kehidupan dalam Muhammadiyah, termasuk ujaran klasik
dari pendiri Muhammadiyah. Filosofi Kiai Dahlan tersebut jangan
diartikan secara verbal dan harfiah. Spirit yang terkandung ialah,
bagaimana agar dalam menggerakkan Muhammadiyah di bidang apa pun dengan
jiwa keikhlasan dan pengkhidmatan yang tinggi. Artinya semata-mata
beribadah dan menjalankan fungsi kekhalifahan untuk meraih ridla dan
karunia Allah. Spirit keikhlasan dan pengkhidmatan tidak harus
dipertentangkan dengan profesionalitas, karena keduanya dapat saling
mendukung. Profesionalitas yang tinggi disertai keikhlasan yang kuat
akan melahirkan proses dan hasil amal yang luar biasa. Dengan pemahaman
bahwa profesionalitas itu bukan bermakna sempit, “Ada jasa ada uang dan
setiap gerak harus diberi uang”. Profesionalitas itu juga memerlukan
komitmen dan tanggung jawab yang tinggi, disertai pemahaman bahwa ada
yang dibayar di dunia secara wajar dan proporsional (ujrah), tetapi ada
pula yang dibaya dalam bentuk pahala dari Tuhan (ajran hasanah),
sehingga terjadi kesatuan yang utuh layaknya orientasi hidup setiap
Muslim.Bagi mereka yang bekerja di amal usaha dan memperoleh kompensasi
(upah, pahala dunia) dari pekerjaan yang dilakukannya, maka tidak
bertentangan dengan filosofi atau ujaran Kiai Dahlan itu, asalkan tetap
dalam takaran yang wajar, tidak sematamata cari maisah, dan tetap
terbuka untuk beramal di luar hitunghitungan yang serba upah. Jangan
sampai terjadi ektremitas. Ekstrem yang satu serba mengejar kompensasi
duniawi seperti uang atau materi tanpa mau berkiprah dalam perjuangan
Muhammadiyah yang tidak harus dibayar materi. Sementara ekstrem yang
lain serba mengejar pahala akhirat tetapi melupakan dunia, sehingga
bersifat mendlalimi diri sendiri. Di sinilah prinsip keseimbangan atau
tawazun dari sikap orang Muhammadiyah sebagai wujud dari pandangan Islam
yang mewajibkan umatnya untuk hidup selamat di dunia dan akhirat.
Ujaran Kiai Dahlan itu harus diletakkan dalam prinsip keseimbangan itu.
Ideologi dan Visi Gerakan Muhammadiyah tumbuh dan berkembang karena
kekokohan ideologi gerakannya, yakni keyakinan dan cita-cita hidup yang
berbasis pada ajaran Islam dan mentransformasikan dalam perjuangan
organisasi secara tersistem dalam mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Islam merupakan basis dari ideologi Muhammadiyah,
yakni Islam yang berkemajuan, yang memandang kehidupan secara proaktif
untuk meraih kebahagiaan hidup umat manusia di dunia dan akhirat, serta
diperjuangkan secara kolektif dan tersistem. Ideologi Muhammadiyah
berbasis pada Islam yang bersifat dakwah dan tajdid, sehingga melahirkan
ideologi reformis. Itulah yang menjadi ruh, komitmen, dan orientasi
anggota dalam menggerakkan Muhammadiyah. Bagi Muhammadiyah Islam
merupakan fondasi (asas, dasar) sekaligus world-view (pandangan dunia)
atau way of life (pedoman kehidupan), sehingga merupakan Minhaj al-Hayat
(sistem kehidupan) yang membentuk keyakinan, alam pikiran, kepribadian,
dan pola tingkah laku atau tindakan dalam kehidupan anggota
Muhammadiyah. Islam yang menjadi asas dan orientasi gerakan Muhammadiyah
diyakini sebagai Wahyu Allah yang membawa risalah yang bersumber pada
Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahihah/maqbulah dengan mengembangkan akal
pikiran yang sesuai ajaran Islam (ijtihad). Islam yang mencakup seluruh
bidang kehidupan (akidah, ibadah, akhlak, dan muamalat-duniawiyah),
yang harus disebarluaskan dan diwujudkan dalam kehidupan pribadi,
keluarga, dan masyarakat luas untuk untuk kebahagiaan hidup umat manusia
di dunia dan akhirat. Karena itu, aktif dan menjadi pelaku dalam
gerakan Muhammadiyah pada dasarnya dan sejatinya merupakan aktualisasi
dari mengemban misi risalah Islam yang bersifat mencerahkan untuk
rahmatan lil-‘alamin.
0 komentar:
Posting Komentar