SELAMAT DATANG DI BLOG MI MUHAMMADIYAH KARANGLO CILONGOK "UNGUL IMTAK, IPTEK DAN PRESTASI, BERAKHLAK MULIA" لاحول ولا قوة إلا بالله

Senin, 05 September 2016

Lima Ciri Pengembangan Muhammadiyah

Tahukah para Pimpinan Muhammadiyah tentang arah gerakan Islam ini kedepan? Hasil Muktamar Muhammadiyah Satu Abad tahun 2010 di Yogyakarta menetapkan tujuan jangka panjang tahun 2025, ialah “Menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang utama, serta terciptanya kondisi danfaktor-faktor pendukung bagi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Adapun dalam lima tahun ke depan yangingin dicapai Muhammadiyah ialah tiga kondisi. Pertama, berkembangnya organisasi dan jaringan untuk menjadi gerakan Islam yang maju, profesional, dan modern. Kedua, berkembangnya sistem gerakan dan amal usaha yang unggul dan mandiri bagi terciptanya kondisi dan faktor-faktor pendukung terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Ketiga, berkembangnya peran strategis Muhammadiyah dalam kehidupan umat, bangsa,dan dinamika global. Dalam mencapai sasaran dan tujuan itu, Muhammadiyah menetapkan lima ciri pengembangan sebagai indikator yang menandakan adanya kemajuan dan keberhasilan dalam gerakanIslam ini. Dari Pusat hingga Ranting, termasuk di lingkungan organisasi otonom dan amal usaha Muhammadiyah, harus terdapat lima ciri pengembangan itu. Adapun kelima ciri tersebut ialah sistem gerakan, organisasi dan kepemimpinan, jaringan, sumberdaya, serta aksi dan pelayanan. Sistem gerakan, yakni hal yang berkaitan dengan aspek-aspek nilai dan konsep, yang berkaitan dengan hal-hal mendasar dalam gerakan Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam reformis atau modernis terbesar di dunia Islam, semestinya semakin memperkaya diri dengan aspek-aspek yang bersifat mendasar yang menjadi ruh, bingkai, dan perspektif dalam gerakannya. Di sinilah pentingnya revitalisasi sistem gerakan Muhammadiyah sebagai fondasi yang menyangkut idealisme. Adapun ciri dari sistem gerakan yang diharapkan, pertama, menguatnya sistem gerakan Muhammadiyah yang maju, profesional, dan modern. Kedua, meningkatnya sistem gerakan Muhammadiyah yang dilandasi keikhlasan dan komitmen dari seluruh anggotanya. Ketiga, menguatnya pemahaman ideologi dan visi gerakan Muhammadiyah. Maju, Profesional, dan Modern Muhammadiyah sebagai gerakan Islam reformis atau tajdid haruslah terus tampil maju, profesional, dan modern secara konsisten (istiqamah) dalam seluruh orientasi dan langkah usahanya. Ciri gerakan yang maju antara lain ditandai oleh terdapatnya perkembangan-perkembangan yang lebih unggul dalam spirit, pemikiran, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, dan amalamal atau langkah-langkah gerakan Muhammadiyah. Termasuk dalam pengelolaan amal usaha di seluruh bidang (pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan sebagainya). Di samping program-program dan kegiatankegiatan dakwah secara keseluruhan. Intinya, Muhammadiyah dalam segala lapangan atau bidang gerakannya harus lebih unggul ketimbang gerakan-gerakan keagamaan dan kemasyarakatan lainnya, termasuk lebih unggul dari gerakan Kristen dan Katolik yang dikenal maju. Ciri lain, yakni profesional. Pofesional itu merupakan kapasitas dan cara mengelola sesuatu sejalan berdasarkan keahlian. Dalam hal ini dikembangkan penghargaan atas kemampuan dan prestasi, di samping tanggung jawab. Muhammadiyah, termasuk amal usaha dan seluruh kegiatannya, harus dikelola secara baik dan ahli, sehingga mencapai kemajuan. Termasuk dalam tatakelola organisasi dan keuangan. Profesional itu selain berbasis keahlian juga tanggung jawab. Profesionalitas harus dipadukan dengan keikhlasan dan tanggung jawab, sehingga melahirkan pengelolaan yang optimal dalam Muhammadiyah. Lawan dari profesional ialah amatiran alias asal-asalan, minimal, dan tidak disertai tanggung jawab yang tinggi.Adapun ciri modern dari gerakan Muhammadiyah harus ditandai dalam hal sikap, pemikiran, dan cara-cara mengelola gerakan. Modern itu bersifat kekinian dan kedisinian, artinya sejalan dengan prinsip-prinsip rasional, efektif, efisien, produktif, dan memenuhi tuntutan zaman sesuai dengan misi gerakan. Muhammadiyah di mata masyarakat umum bahkan dikenal dengan ciri modern ini, sehingga disebut sebagai organisasi Islam modernis. Muhammadiyah dalam mengelola gerakannya tidak secara perseorangan, melainkan dengan prinsip dan tatakelola organisasi yang melembaga. Lawan modern ialah tradisional, yang melambangkan sikap, pola pikir, dan tindakan yang sekadar mengikuti kebiasaan, bersifat serba personal, dan tidak positif dalam memandang kemajuan. Berbasis Keikhlasan dan Komitmen Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang besar dan mampu bertahan hingga satu abad karena modal ruhaniah atau spiritual yang bernama keikhlasan dan komitmen perjuangan para pelakunya, selain jiwa dan pemikiran tajdid. Kiai Dahlan dan generasi Muhammadiyah sesudahnya memberi banyak teladan bagaimana menjadi penggerak yang ikhlas dan penuh komitmen tinggi dalam memperjuangkan Muhammadiyah untuk kejayaan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan universal. Kiai Dahlan banyak mengeluarkan petuah yang mengandung filosofi gerakan yang utama. Hidup hidupkan lah Muhammadiyah dan jangan mencari kehidupan dalam Muhammadiyah, termasuk ujaran klasik dari pendiri Muhammadiyah. Filosofi Kiai Dahlan tersebut jangan diartikan secara verbal dan harfiah. Spirit yang terkandung ialah, bagaimana agar dalam menggerakkan Muhammadiyah di bidang apa pun dengan jiwa keikhlasan dan pengkhidmatan yang tinggi. Artinya semata-mata beribadah dan menjalankan fungsi kekhalifahan untuk meraih ridla dan karunia Allah. Spirit keikhlasan dan pengkhidmatan tidak harus dipertentangkan dengan profesionalitas, karena keduanya dapat saling mendukung. Profesionalitas yang tinggi disertai keikhlasan yang kuat akan melahirkan proses dan hasil amal yang luar biasa. Dengan pemahaman bahwa profesionalitas itu bukan bermakna sempit, “Ada jasa ada uang dan setiap gerak harus diberi uang”. Profesionalitas itu juga memerlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi, disertai pemahaman bahwa ada yang dibayar di dunia secara wajar dan proporsional (ujrah), tetapi ada pula yang dibaya dalam bentuk pahala dari Tuhan (ajran hasanah), sehingga terjadi kesatuan yang utuh layaknya orientasi hidup setiap Muslim.Bagi mereka yang bekerja di amal usaha dan memperoleh kompensasi (upah, pahala dunia) dari pekerjaan yang dilakukannya, maka tidak bertentangan dengan filosofi atau ujaran Kiai Dahlan itu, asalkan tetap dalam takaran yang wajar, tidak sematamata cari maisah, dan tetap terbuka untuk beramal di luar hitunghitungan yang serba upah. Jangan sampai terjadi ektremitas. Ekstrem yang satu serba mengejar kompensasi duniawi seperti uang atau materi tanpa mau berkiprah dalam perjuangan Muhammadiyah yang tidak harus dibayar materi. Sementara ekstrem yang lain serba mengejar pahala akhirat tetapi melupakan dunia, sehingga bersifat mendlalimi diri sendiri. Di sinilah prinsip keseimbangan atau tawazun dari sikap orang Muhammadiyah sebagai wujud dari pandangan Islam yang mewajibkan umatnya untuk hidup selamat di dunia dan akhirat. Ujaran Kiai Dahlan itu harus diletakkan dalam prinsip keseimbangan itu. Ideologi dan Visi Gerakan Muhammadiyah tumbuh dan berkembang karena kekokohan ideologi gerakannya, yakni keyakinan dan cita-cita hidup yang berbasis pada ajaran Islam dan mentransformasikan dalam perjuangan organisasi secara tersistem dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Islam merupakan basis dari ideologi Muhammadiyah, yakni Islam yang berkemajuan, yang memandang kehidupan secara proaktif untuk meraih kebahagiaan hidup umat manusia di dunia dan akhirat, serta diperjuangkan secara kolektif dan tersistem. Ideologi Muhammadiyah berbasis pada Islam yang bersifat dakwah dan tajdid, sehingga melahirkan ideologi reformis. Itulah yang menjadi ruh, komitmen, dan orientasi anggota dalam menggerakkan Muhammadiyah. Bagi Muhammadiyah Islam merupakan fondasi (asas, dasar) sekaligus world-view (pandangan dunia) atau way of life (pedoman kehidupan), sehingga merupakan Minhaj al-Hayat (sistem kehidupan) yang membentuk keyakinan, alam pikiran, kepribadian, dan pola tingkah laku atau tindakan dalam kehidupan anggota Muhammadiyah. Islam yang menjadi asas dan orientasi gerakan Muhammadiyah diyakini sebagai Wahyu Allah yang membawa risalah yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahihah/maqbulah dengan mengembangkan akal pikiran yang sesuai ajaran Islam (ijtihad). Islam yang mencakup seluruh bidang kehidupan (akidah, ibadah, akhlak, dan muamalat-duniawiyah), yang harus disebarluaskan dan diwujudkan dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat luas untuk untuk kebahagiaan hidup umat manusia di dunia dan akhirat. Karena itu, aktif dan menjadi pelaku dalam gerakan Muhammadiyah pada dasarnya dan sejatinya merupakan aktualisasi dari mengemban misi risalah Islam yang bersifat mencerahkan untuk rahmatan lil-‘alamin.

0 komentar:

Posting Komentar